(CERITA SAHABAT SPESIAL) Maju Terus Perawat di Indonesia

Dalam rangka Hari Perawat Internasional 12 Mei 2023, RUANITA – Rumah Aman Kita mengundang Dewi Nielsen yang tinggal dan bekerja sebagai perawat di Denmark. Tentunya bidang pekerjaan mengurus dan merawat orang sakit bukan pekerjaan asing untuk Dewi yang telah menetap di Denmark sejak lebih dari 10 tahun lalu. Dewi sendiri pernah bekerja sebagai perawat di salah satu puskesmas di Indonesia sebelum akhirnya dia menikah dan menetap di Denmark.

Setelah lulus dari Sekolah Keperawatan di Indonesia, Dewi pun melanjutkan studi di Universitas Gajah Mada (UGM) di Yogyakarta. Dia juga pernah mendapatkan praktik magang di Swedia saat masih menjadi mahasiswi di UGM.

Berbekal pengalamannya di negeri Skandinavia tersebut dan keterampilannya berbahasa Inggris, Dewi pun memberanikan diri untuk melamar menjadi tenaga kesehatan di salah satu rumah sakit di Denmark.

Tak mudah memang memenuhi persyaratan menjadi perawat di Denmark mengingat tes yang harus ditempuhnya berkali-kali yang disesuaikan dengan kemampuan berbahasa asing, yakni Danish yang memang tidak mudah dipelajari untuk orang awam sekali pun. Kegigihan Dewi untuk menembus dunia keperawatan di Denmark berbuah manis, dia pun berhasil lolos dan kini menjadi perawat di Aalborg, Denmark.

Menjadi perawat bukan cita-cita Dewi di masa kecil, tetapi karakter melayani sesama membuatnya terdorong untuk memenuhi permintaan orang tuanya menjadi bidan pada waktu dia masih memikirkan profesi impiannya.

Pengalamannya bergelut melayani orang-orang sakit telah membawa impian Dewi untuk menekuninya di Denmark, negeri asing yang memberinya pengalaman baru yang menantang.

Follow us: @ruanita.indonesia

Ada banyak pengalaman berharga yang Dewi dapatkan. Bagaimana perawat-perawat senior yang lebih lama bekerja dan para dokter spesialis sekali pun begitu mengharga keberanian dan kegigihan Dewi untuk mau belajar.

Mereka menghargai bagaimana Dewi belajar kosakata Bahasa Danish yang tak mudah. Dewi salut terhadap mereka yang bekerja di dunia keperawatan dan kesehatan di Denmark, seperti tidak ada kasta di antara mereka. Semua orang mau belajar dan menerima kekurangan masing-masing tenaga kesehatan.

Di Hari Internasional Perawat yang dirayakan 12 Mei, Dewi berharap bahwa para perawat Indonesia yang punya mimpi untuk melanjutkan jenjang karir lebih tinggi atau ingin bekerja di luar negeri agar tidak takut bermimpi. Perkuat skill komunikasi dalam Bahasa Inggris agar bisa mendapatkan kesempatan seperti dirinya untuk bekerja di luar negeri.

Peluang untuk menjadi perawat di mancanegara selalu terbuka lebar dan tingkatkan kompetensi perawat sesuai bakat yang dimiliki. Begitu pesan Dewi di Hari Perawat Sedunia, 12 Mei.

Simak penjelasan Dewi berikut ini di kanal YouTube kami berikut:

Silakan subscribe kanal YouTube kami.

(CERITA SAHABAT SPESIAL) Menjadi Ibu dan Entrepreneur di Amerika Serikat, Mungkinkah?

Dalam mewujudkan dukungan terhadap kesetaraan gender, RUANITA memiliki program Karir & Kewirausahaan untuk perempuan Indonesia yang tinggal di mancanegara. Agar semakin mendorong lebih banyak lagi perempuan Indonesia terampil dalam berwirausaha, RUANITA membagikan praktik baik yang sudah dilakukan oleh Dewi Maya.

Dewi Maya adalah perempuan Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat dan telah berhasil mendirikan usaha tas dengan nama bisnis: Dewi Maya. Koleksi tas yang diciptakannya dapat dilihat dalam akun Instagram: dewimaya.shop di mana koleksi tas buatan tangannya banyak dilirik oleh warga Amerika Serikat.

Dewi bercerita bagaimana perjuangannya di awal tinggal di Amerika Serikat itu tidak mudah. Dia memulai kedatangannya dengan memperkuat keterampilan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Dewi pun membagi waktunya dengan bekerja agar impiannya memiliki usaha dapat terwujud. Berbekal tekad yang kuat, Dewi pun belajar bagaimana membangun jaringan dan usaha sehingga kelak dia tahu bagaimana dia harus mengelola usahanya.

Ketika Pandemi Covid-19 melanda dunia, Dewi tak kehilangan akal. Dia menekuni hobi menjahit yang dulu sudah dikenalnya dari sang ibu. Dia pun mencoba berbagai bahan Good Will yang tersedia di market negeri Paman Sam sebagai material yang berkualitas baik. Meskipun Dewi hamil, niatnya memulai usaha tidak surut. Tas yang dikerjakannya benar-benar berkesan bagi para pembeli yang menjadi pengunjung Bazaar sekitar tempat tinggalnya.

Ya, Dewi memulai usahanya dari kelompok kecil dan area sekitar tempat tinggalnya. Usaha Dewi tak sia-sia, produk tas yang dihasilkannya pun banyak dilirik warga di Amerika Serikat. Setelah Dewi mendaftarkan izin usahanya di Amerika Serikat, Dewi pun berpeluang mendapatkan Grants berupa 2 unit mesin jahit yang mendukung usahanya tersebut.

Dewi menceritakan bagaimana pengalaman kesehariannnya antara berbagi tugas menjadi ibu dengan perempuan berwirausaha di rumahnya. Dia pun berbagi peran dan tanggung jawab dengan suaminya dalam urusan domestik. Keberhasilan Dewi berwirausaha di Amerika Serikat didengar pihak VOA yang mengundangnya berbagai keberhasilan lewat kanal media mereka.

Bagaimana pengalaman Dewi sebagai ibu rumah tangga dan Entrepreneur di Amerika Serikat? Simak dalam kanal YouTube kami berikut ini:

(CERITA SAHABAT SPESIAL) Tak Perlu Bisa Bahasa Thailand, Kalau Mau Kerja di Thailand

Dalam rangka merayakan Hari Perempuan Sedunia 2023 RUANITA mengundang Astari, seorang perempuan Indonesia yang kini berkarir di Thailand. Di negeri Gajah Putih ini Astari mulai merintis karir Go International setelah dia cukup menguasai market di seputar Asia Tenggara.

Berbekal keberanian untuk mencoba peruntungan di luar negeri, Astari berhasil mendapatkan posisi bergengsi di Bangkok, Thailand.

Selama lima tahun Astari mengalami berbagai pengalaman menarik bekerja bersama orang-orang Thailand. Dalam hal kuliner atau makanan, Astari mengaku tidak memiliki masalah karena benar-benar identik dengan Indonesia. Namun dalam soal kultur dan cara pandang, ada banyak hal yang membuat Astari takjub dan terkesan juga.

Di awal cerita, Astari menceritakan proses perekrutan karyawan sejak di Indonesia. Menurut Astari, hal yang benar saat ingin bekerja di negeri Gajah Putih adalah memiliki visa yang diperuntukkan untuk bekerja, bukan menggunakan Visa Turis kemudian menggantinya setelah tiba di Thailand.

Astari sangat menekan ini karena beberapa kali muncul kasus penipuan kerja di area Asia Tenggara yang menawarkan kemudahan pengurusan visa dan iming-iming kerja bergaji fantastis.

Follow kami: ruanita.indonesia

Hal penting yang harus diperhatikan saat tinggal dan bekerja di Thailand sebagai pendatang adalah menghormati apa yang mereka yakini. Ada hukum namanya Lese-majeste Law di mana seluruh warganya menghormati Raja Thailand.

Kalau kita tidak menghormatinya atau kedapatan menghina Sang Raja maka mendapatkan hukuman setimpal. Lucunya uang koin di Thailand itu bergambar Sang Raja, warga di sana sampai tidak berani menginjak uang koin tersebut.

Pengalaman menarik bekerja di Thailand lainnya adalah soal keyakinan warga yang mempercayai hal-hal supranatural. Antara percaya atau tidak percaya, Astari pernah mendapatkan kesialan pada hari itu hanya karena Astari tidak mematuhi apa yang tertera pada hari keberuntungan dan hari ketidakberuntungan.

Cerita tentang Fortune Teller yang memberikan petunjuk bahkan soal pekerjaan membuat Astari memiliki pengalaman berkarir yang berwarna selama di negeri Gajah Putih tersebut.

Bagaimana cerita keseruan dan pengalaman menarik selama bekerja di Thailand yang disampaikan Astari? Silakan simak selengkapnya di kanal YouTube kami berikut.

Untuk mendukung program kami, tolong subscribe kanal kami!

(CERITA SAHABAT SPESIAL) Semua Bahasa Indah dan Penting

Di bulan Februari 2023, kami mengundang Yacinta Kurniasih yang tinggal di Australia untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya yang telah bergelut dalam bidang Akademisi terutama Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Australia. Setelah lebih dari 20 tahun tinggal di Australia, Yacinta menyadari bahwa Indonesia memiliki keragamaan bahasa yang tidak ternilai dan tentu saja tidak dimiliki oleh banyak negara lainnya di dunia.

Yacinta berpendapat semua bahasa itu indah dan penting. Itu sebab Yacinta menyarankan untuk kita mengenali bahasa-bahasa lainnya, tidak hanya pada satu bahasa saja atau Monolingualistik. Bagaimana pun bahasa itu adalah hak asasi manusia yang paling hakiki. Kita yang berasal dari Indonesia patut berbangga karena keragamana bahasa yang kita miliki dan kebijakan yang jelas tentang berbahasa di semua institusi termasuk institusi pendidikan.

Tidak semua pemerintahan di dunia punya kebijakan yang jelas tentang penggunaan bahasa, bahkan Yacinta menilai ada kecenderungan hanya menggunakan satu bahasa saja agar anak tidak ketinggalan dalam pergaulan internasional. Padahal semestinya orang tua, terutama pelaku kawin campur, perlu memperkenalkan banyak bahasa kepada anak agar anak mengenali identitas asalnya.

Follow us: @ruanita.indonesia

Yacinta menyarankan bagi pelaku kawin campur untuk mengajari anak berbahasa dengan lucu, asyik dan menyenangkan bukan keterpaksaan sehingga bisa menjadi bekal bagi anak untuk berkomunikasi setelahnya. Sekitar 5% dari pemelajar Bahasa Indonesia yang belajar di University of Monash, tempat Yacinta bekerja, adalah siswa-siswi dari keluarga birasial, yang salah satu orang tuanya dari Indonesia.

Selain itu, Yacinta berkeinginan suatu saat nanti dapat meneliti lebih dalam mengapa masih banyak orang tua malu atau segan untuk mengajari anak berbahasa Indonesia atau tidak menurunkan Bahasa Indonesia kepada anak-anaknya. Ada pun orang tua juga masih berhadapan pada mental Monolinguistik.

Apa itu mental Monolinguistik? Apa pesan Yacinta untuk Pemerintah Indonesia dalam mempromosikan Bahasa Indonesia di luar negeri?

Simak cerita Yacinta di kanal YouTube kami berikut ini:

(CERITA SAHABAT SPESIAL) Tahun Baru Di Korea Selatan itu Family Holiday Sampai 7 Hari

Program Cerita Sahabat Spesial Episode Januari 2023 mengangkat tema: Tahun Baru di Korea Selatan yang langsung dibawakan oleh Citra Dewi, yang sekarang menetap di Jeju Island, Korea Selatan.

Ada banyak hal yang dibagikan Citra lewat video berdurasi 5 menit tentang pengalaman merayakan tahun baru bersama keluarganya selama tinggal di negeri Gingseng tersebut.

Tahun Baru di Korea Selatan itu ada dua perayaan, yakni: Tahun Baru Masehi yang umum dirayakan setiap 1 Januari dan Tahun Baru seperti Chinese Lunar New Year yang dirayakan di tanggal berbeda-beda berdasarkan penanggalan bulan.

Tahun Baru yang demikian disebut Seollal yang pada tahun 2023 jatuh pada 22 Januari. Seollal dianggap sebagai hari besar di Korea Selatan, bahkan dirayakan tiap keluarga di Korea Selatan.

Menurut Citra, saat tahun baru tersebut akan menjadi momen pertemuan antar keluarga sehingga ini yang disebut sebagai Family Holiday terbesar pertama di Korea Selatan sebelum Chuseok, semacam perayaan Thanksgiving di Korea Selatan.

Seperti Imlek, pada saat Seollal itu orang yang lebih tua membagikan amplop kepada yang lebih muda. Itu sebab ada tradisi penghormatan kepada yang lebih tua dulu dan ritual sungkeman.

Salah satu yang menarik menurut Citra adalah bagaimana laki-laki di Korea Selatan memiliki tanggungjawab dalam menyiapkan Jesa, sajian yang diberikan kepada leluhur keluarga.

Bagaimana pun tradisi tahun baru menjadi momen untuk kunjungan antar keluarga satu sama lain, yang sehari-hari tidak dilakukan.

Selain itu, terjadi peningkatan harga saat jelang Seollal sehingga kita perlu mempersiapkan perjalanan jauh-jauh hari kalau mau ikut menyaksikan orang Korea Selatan menyiapkan keriaan keluarga tersebut.

Keramaian tersebut terjadi mengingat pemerintah menetapkan hari libur sebagai hari panjang, hampir 7 hari untuk orang-orang Korea Selatan merayakan kebersamaannya bersama keluarga.

Kalau suka budaya Korea, perlu juga belajar dari Citra tentang bagaimana memberi ucapan selamat tahun baru dalam Bahasa Korea.

Ucapan yang biasa diberikan adalah “saehae bok mani badeuseyo” yang biasa diberikan terlebih dulu kepada orang yang lebih tua. Mereka juga punya tradisi sungkeman juga loh.

Wah, seru sekali! Makanan apa saja yang biasa disajikan saat Seollal tersebut? Tradisi apa saja yang terjadi di sana?

Cerita Citra Dewi dapat disaksikan lewat kanal YouTube berikut ini:

Subscribe Kanal YouTube kami.

(CERITA SAHABAT SPESIAL) Kiat Mahasiswi Indonesia di Turki Hadapi Inflasi

Cerita Sahabat Spesial episode Desember 2022 ini mengangkat tema kehidupan mahasiswa asal Indonesia di luar negeri. Sebagaimana kita ketahui kalau saat ini dunia sedang dilanda inflasi, termasuk negara Turki yang mengalami lonjakan harga yang sangat fantastis.

Inflasi tidak hanya membuat harga-harga meroket tetapi juga membuat tantangan tersendiri untuk mahasiswa asal Indonesia yang sedang berada di perantauan.

Cerita dampak inflasi di Turki disampaikan langsung oleh Hanun Rifda Arabella yang sedang menempuh studi di Istanbul, Turki. Dia menceritakan bahwa inflasi membuat dia harus memutar otak untuk mencari cara berhemat dan bertahan hidup untuk menyelesaikan studinya.

Tak ada pilihan lain seperti Hanun – demikian dia disapa – untuk mendapatkan pekerjaan tambahan seperti praktik banyak negara yang memberlakukan pekerjaan sampingan untuk para mahasiswa.

Di Turki, jelas Hanun, tidak ada pilihan demikian. Hanun kemudian memilih menekuni kuliahnya daripada harus bekerja dengan upah di bawah rata-rata. Bagaimana pun dia ingin agar dapat menyelesaikan kuliahnya dan kembali ke Indonesia.

Kesulitan hidup mewarnai kehidupan mahasiswa di negeri perantauan manakala inflasi telah membuat harga meroket, biaya sewa kamar yang tak murah dan perubahan peraturan yang tidak bisa ditebak.

Tak hanya soal carut marut bertahan hidup di Turki saja, Hanun menceritakan bagaimana tantangan budaya untuk bertahan di Turki. Dia tahu bahwa itu tidak mudah apalagi Turki juga sekarang sedang dibanjiri pengungsi.

Bahaya inflasi lainnya adalah tingginya angka kejahatan dan kriminalitas di kota besar seperti Istanbul dirasakan betul oleh Hanun.

Namun dibalik itu semua, Hanun pun membagikan tips dan saran untuk para mahasiswa yang sedang menekuni kuliah di negeri orang.

Mulai dari gaya hidup hingga cara berhemat lain yang mungkin bisa ditiru oleh mahasiswa dalam menghadapi inflasi yang melanda dunia seperti memasak bersama, membawa bekal ke kampus, dan lainnya.

Simak cerita Hanun berikut dalam:

Tolong subscribe kanal YouTube kami.

Disclaimer: RUANITA menyajikan konten dengan tujuan informasi, edukasi dan komunikasi dengan maksud berbagi praktik baik kehidupan orang Indonesia di mancanegara. Konten ini tidak dapat mewakili pendapat profesional/ahli dan disesuaikan dengan konteks dan pengalaman masing-masing narasumber yang terlibat dalam program ini. Mohon kebijakan penonton yang menyaksikannya.

(CERITA SAHABAT SPESIAL) Stalking atau Menguntit Itu Tidak Sama dengan Sayang

Cerita Sahabat Spesial episode November 2022 mengangkat tema berkaitan dengan peringatan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan yang jatuh tiap 25 November.

Berkaitan dengan hal tersebut, Sahabat RUANITA yang tinggal di Italia, Amel begitu dia disapa bersedia untuk membagikan pengalaman buruknya saat masih pertama kali menjejakkan kaki di Italia.

Amel berharap cerita yang dibagikannya ini memberi inspirasi banyak perempuan-perempuan Indonesia untuk melindungi diri terutama mereka yang tinggal di negeri perantauan.

Kejadian yang dialami Amel bermula saat dia berkenalan dengan pria berkewarganegaraan asing di Italia. Dia berkeyakinan memiliki kesamaan seperti latar belakang agama membantu Amel untuk tidak sendirian di negeri asing.

Rupanya relasi yang dijalankan Amel dengan pria asing ini tidak berjalan semestinya. Amel mulai merasakan perbedaan-perbedaan apalagi keduanya berlatarbelakang budaya yang berbeda.

Ketika Amel memutuskan mengakhiri hubungannya dengan dia, mantan kekasihnya ini tidak terima. Dia kemudian mulai menguntit atau Stalking ke mana pun Amel pergi.

Amel merasa tidak nyaman karena pria ini kerap berada di area tempat tinggal dan kampusnya. Bahkan mantan kekasihnya ini menguntit Amel saat Amel sedang melakukan praktik kerja di luar kota, yang membutuhkan kereta dan perjalanan jauh.

Amel hampir kewalahan dan memutuskan untuk pulang kembali ke Indonesia. Beruntunglah dia mendapatkan dukungan dari temannya, yang kini dia adalah suami Amel.

Penyelesaian menguntit tidak hanya diselesaikan secara kekeluargaan saja, tetapi perlu tindakan hukum bila kondisi korban frustrasi dan menyebabkan trauma.

Di Eropa menguntit termasuk perilaku kejahatan dan mendapatkan sanksi hukum.

Menguntit bukanlah bentuk kasih sayang karena menguntit atau Stalking adalah salah satu bentuk ancaman kekerasan yang menyiksa emosional korban. Korban juga berhak mendapatkan pendampingan psikologis.

Lebih jauh tentang cerita Amel, bisa disaksikan via cerita berikut:

Subscribe saluran YouTube kami agar kami bisa berbagi lebih lagi…

Disclaimer: RUANITA menyajikan konten dengan tujuan informasi, edukasi dan komunikasi dengan maksud berbagi praktik baik kehidupan orang Indonesia di mancanegara. Konten ini tidak dapat mewakili pendapat profesional/ahli dan disesuaikan dengan konteks dan pengalaman masing-masing narasumber yang terlibat dalam program ini. Mohon kebijakan penonton yang menyaksikannya.

(CERITA SAHABAT SPESIAL) Optimis dan Dukungan Keluarga Jadi Kunci Kesembuhan Sofie

Dalam rangka memperingati Hari Internasional Melawan Kanker Payudara yang jatuh tiap 19 Oktober, RUANITA mengundang sahabat spesial yang bernama Suci Lestari Sofyan yang sudah menetap di Italia sejak 2016.

Setelah menikah dengan pria berkewarganegaraan Italia, kehidupan Sofi, begitu ia biasa disapa, lebih lama tinggal di Cina daripada di Italia.

Pada 2015 saat Sofie berusia 34 tahun, dia didiagnosa kanker payudara yang sudah memasuki stadium 3B.

Tentunya siapa pun akan berat mendengar berita tersebut, termasuk mental Sofie yang shock saat itu juga.

Dia tidak siap untuk menghadapi diagnosa dan penanganan medis yang harus ditekuninya kemudian.

Saat itu yang terpikir oleh Sofie mencari role model seperti Survivor yang berani berbagi inspirasi dan motivasi yang dibutuhkan menghadapi kondisi sulit tersebut.

Menjalani kemoterapi tentu bukan hal yang mudah dihadapi Sofie. Setelah berhasil melewati operasi, dokter kemudian melakukan proses pengangkatan total yang membuat Sofie down dan semakin bertambah berat untuk menjalani hidup ke depan.

Apa yang paling berat dirasakan oleh Sofie adalah masalah mental untuk menjalani kehidupan selanjutnya.

Sofie berhasil menemukan solusinya dengan menjalani meditasi.

Bagi Sofie, dukungan sosial seperti pasangan hidup dan keluarga telah memberikan motivasi terbesar untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik.

Lebih lengkap cerita Sofie tersebut dapat disimak dalam saluran YouTube berikut ini:

Disclaimer: RUANITA menyajikan konten dengan tujuan informasi, edukasi dan komunikasi dengan maksud berbagi praktik baik kehidupan orang Indonesia di mancanegara. Konten ini tidak dapat mewakili pendapat profesional/ahli dan disesuaikan dengan konteks dan pengalaman masing-masing narasumber yang terlibat dalam program ini. Mohon kebijakan penonton yang menyaksikannya.

(CERITA SAHABAT SPESIAL) Tetap Aktif Meskipun Sudah Pensiun di Amerika Serikat

Apa yang bisa dilakukan orang-orang yang telah pensiun dan tinggal di Amerika Serikat? Selintas pertanyaan tersebut muncul ketika orang-orang Indonesia memutuskan tinggal di mancanegara.

Jawaban ini bisa diperoleh dari cerita Shinta Stanley yang telah menetap di negeri Paman Sam sejak usianya 21 tahun. Setelah menikah dengan pria berkewarganegaraan Amerika Serikat, Shinta memulai hidup barunya dengan bekerja hingga mencapai usia pensiun.

Banyak hal dipelajari Shinta selama tinggal di Amerika Serikat, termasuk bagaimana dia memulai pekerjaannya sejak tahun 1984 hingga pensiun. Shinta juga bekerja sebagai Akuntan di Universitas selama 31 tahun.

Selama bekerja, Shinta juga meningkatkan kapasitas dirinya dengan kuliah yang dibayari perusahaan, tempatnya bekerja. Setelah pensiun, Shinta memutuskan untuk mendalami Bahasa Jerman dengan mengikuti program pertukaran budaya di salah satu universitas di Jerman.

Saat pensiun, Shinta menetap di suatu komunitas yang berisikan kelompok orang-orang berusia lanjut yang dikelola pemerintah Amerika Serikat.

Di sana dia banyak melakukan aktivitas sosial seperti menari, bekerja di kebun, traveling, bermain dan lain-lain dengan orang-orang seusianya. Dia berprinsip bahwa usia tua harus diisi dengan aktivitas yang produktif agar tetap sehat.

Shinta menuturkan bahwa dia pernah didiagnosa mengalami sakit hingga berujung koma saat dia sedang berada di Jerman.

Follow akun IG: ruanita.indonesia

Beruntung dia bisa pulih kembali setelah dokter mengetahui bahwa aktivitas dan olahraga telah menyelamatkan Shinta dari kondisi kesehatannya yang memburuk.

Meskipun usianya sudah pensiun, Shinta membagi waktunya untuk bekerja sukarela setiap minggu. Aktivitasnya yang sibuk membuatnya tidak merasa kesepian di usia senjanya apalagi suaminya sudah meninggal.

Shinta menyarankan untuk semua perempuan Indonesia yang menikah dengan pria kewarganegaraan asing untuk tetap meningkatkan kapasitas diri dengan bersekolah atau bekerja agar hidup mandiri secara finansial.

Selain itu, ikuti apa yang menjadi “passion” hidup sehingga bisa bertumbuh secara pribadi. Melakukan aktivitas sosial seperti pekerjaan sosial atau pekerjaan paruh waktu dapat membantu diri kita untuk tetap sehat meski kita sudah berusia lanjut.

Lebih lengkap tentang video Shinta yang berdurasi 5 menit, silakan simak detilnya sebagai berikut:

Disclaimer: RUANITA menyajikan konten dengan tujuan informasi, edukasi dan komunikasi dengan maksud berbagi praktik baik kehidupan orang Indonesia di mancanegara. Konten ini tidak dapat mewakili pendapat profesional/ahli dan disesuaikan dengan konteks dan pengalaman masing-masing narasumber yang terlibat dalam acara ini. Mohon kebijakan penonton yang menyaksikannya.

(CERITA SAHABAT SPESIAL) Apa sih Nasionalisme di Mata Ex WNI?

Cerita Sahabat Spesial kali ini menghadirkan Sri Tunruang, seorang pensiunan yang sudah tinggal di Jerman selama lebih dari 45 tahun.

Berawal dari studi jurusan Ilmu Perusahaan di RWTH Aachen, Sri kemudian membangun hidup bersama keluarga di Jerman hingga pensiun.

Dia kini aktif dalam berbagai organisasi kemasyarakatan yang berfokus pada Indonesia, Perempuan dan Integrasi.

Meski Sri telah menjadi warga negara Jerman, tetapi kecintaannya pada Indonesia semakin mendalam sejak tinggal di perantauan.

Pesan Bung Karno yang dikemas dalam pigura cantik di dinding rumahnya menjadi pengingatnya tentang Indonesia.

“Bawalah badanmu berkeliling dunia, tetapi tunjukkanlah jiwamu kepada Tuhan dan Indonesia!” yang menuntunnya untuk tidak pernah melupakan Indonesia.

Menurut Sri, paspor bukan menjadi hal penting untuk mengukur tingkat nasionalisme seseorang. Kita tidak pernah tahu bagaimana kondisi dan keadaan seseorang yang menyebabkan dia harus tinggal dan memutuskan untuk mematuhi aturan di mana dia tinggal.

Bagi Sri, kebangsaan dan kewarganegaraan adalah dua hal yang berbeda. Kewarganegaraan itu menjadi hal pokok yang tertuang di paspor.

Sri juga mengingatkan pentingnya untuk tidak melupakan sejarah bangsa Indonesia meski kita berada di perantauan. Sri tetap mengajarkan anak-anaknya untuk berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari di Jerman.

Bahasa ibu adalah cara kita mengenalkan anak-anak tentang dunia. Bahasa ibu menjadi identitas yang ingin kita tunjukkan kepada dunia.

Tantangan menunjukkan jati diri sebagai orang Indonesia di perantauan diyakini Sri sebagai hal yang tak mudah dalam lingkungan orang-orang yang bukan Indonesia.

Sri berharap agar perwakilan pemerintah Indonesia di luar negeri tetap dapat mengundang orang-orang Indonesia yang tidak lagi menjadi warga negara Indonesia saat ada acara-acara besar seperti perayaan tujuhbelasan, hari raya lebaran dan lain-lain.

Dia menutup pesannya kepada pemerintah Indonesia untuk mempermudah kebutuhan para pelaku kawin campur yang tinggal di perantauan.

Lebih lengkap, simak penjelasan Sri Tunruang dalam video berikut: