
Tak banyak orang tua yang berhasil mengenali gangguan perkembangan yang dialami anaknya, terutama bagaimana anak dapat merespon dengan tepat sesuai panca inderanya. Respon anak dengan gangguan pemrosesan sensori bisa berlebihan atau bisa berkurang. Hal ini dialami langsung oleh Stephanie, yang adalah seorang ibu dan saat ini sedang menyelesaikan studi Ph.D di Belanda.
Stephanie bertutur dengan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami untuk para ibu yang berada di mancanegara meski dia memiliki keilmuan sebagai Psikolog. Gangguan pemrosesan sensori kadang bisa dikenali sebagai anak dengan Autisme, tetapi itu tidak sama.
Gangguan pemrosesan sensorik adalah suatu kondisi di mana otak mengalami kesulitan menerima dan merespons informasi yang masuk melalui indera. Anak-anak dengan gangguan pemrosesan sensorik mengalami kesulitan memproses informasi dari indera (sentuhan, gerakan, penciuman, rasa, penglihatan, dan pendengaran) dan merespons informasi tersebut dengan tepat.
Anak-anak ini biasanya memiliki satu atau lebih indera yang bereaksi berlebihan atau kurang terhadap rangsangan. Gangguan pemrosesan sensorik dapat menyebabkan masalah dengan perkembangan dan perilaku anak.
Lebih lengkap tentang penjelasan Stephanie tersebut, bisa dilihat dalam tayangan video berikut:
Disclaimer: RUANITA menyajikan konten dengan tujuan informasi, edukasi dan komunikasi sehingga tidak dapat dijadikan terapi, diagnosa pribadi atau sebagai bentuk penanganan psikologis. Konten yang disajikan hanya bertujuan untuk psikoedukasi yang disesuaikan dengan komunitas Indonesia di luar Indonesia. Konten ini tidak dapat menggantikan pendapat profesional.