Materi presentasi yang disampaikan narasumber saat acara seminar/diskusi/dialog online berlangsung atau bahan ajar yang diberikan saat penyelenggaraan workshop. Untuk keperluan ini, peserta perlu mengisi formulir yang telah disediakan tim RUANITA.
Acara Diskusi Online dalam rangka Hari Perempuan Internasional 2023 disampaikan oleh Ibu Gopala Sasie Rekha, Pengajar di University of Winchester Inggris dan Ibu Yacinta Kurniasih, Pengajar di University of Monash Australia yang telah menyampaikan materi sesuai pengalaman dan keilmuannya.
Sebagai informasi, RUANITA memberikan akses materi untuk kepentingan pribadi dan pembelajaran bersama. Kami merekam data untuk kepentingan untuk komunikasi, informasi dan edukasi.
Untuk mengunduh materi tersebut, silakan mengisi formulir berikut yang ditautkan. Informasi lebih lanjut, silakan kontak Admin di info@ruanita.com.
Rekaman ulang acara tersebut dapat disaksikan sebagai berikut:
Tolong subscribe Kanal YouTube kami untuk mendapatkan video-video terbaru dan mendukung kami.
Dubes RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal hadir membuka resmi acara webinar.
Acara webinar bertema kewirausahaan berjudul: Melihat Peluang Usaha Perempuan di Eropa dilaksanakan pada Minggu, 6 Februari 2022.
Poin poin yang dibicarakan pada webinar kali ini :
Narasumber: Bapak Sabbat Christian Sirait
Peluang bisnis İndonesia ke Uni Eropa cukup bagus, yang mana Uni eropa merupakan tujuan ekspor dan asal impor non migas ke-3 bagi İndonesia
Banyak produk dari İndonesia baik itu skala kecil dan menengah yang sudah beredar di pasaran Belanda antara lain makanan minuman, rempah-rempah, Pakaian, furniture, arang termasuk pakaian yang diproduksi oleh UKM
Untuk masuk ke pasar Eropa sebaiknya mempunyai mitra usaha membantu kelancaran marketing di Eropa
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengekspor produk ke Eropa sesuai dengan peraturan Uni Eropa mengenai Produk and safety food
Dari Pertanyaan yang diajukan disimpulkan yang utama bahwa suatu perusahaan harus memberikan NİB, Company profile ke Atase Perdagangan untuk lebih melihat keseriusan perusahaan untuk melakukan ekspor
Narasumber: İbu Leny Milla
Untuk mendirikan perusahaan di Turki sebaiknya mempunyai İzin tinggal, guna memperlancar proses pendirian perusahaan tersebut
Menyiapkan nama perusahaan, anggaran dasar perusahaan, mendaftarkan ke kantor pajak dan asuransi, mendaftarkan perusahaan ke Kantor Perdagangan Turki untuk mendapatkan sertifikat yang menjelaskan izin usaha yang dapat perusahaan operasikan
Dari pertanyaan yang diajukan peserta produk yang akan masuk ke Turki harus memiliki HACCP dan COS. Pihak Atase Perdagangan İndonesia di Turki merencanakan tempat untuk mendisplay barang yang akan didatangkan ke Turki yang mana sebelumnya barang tersebut dıakurasi. Produk yang telah siap yang akan didisplay dan dikirim.
Narasumber : Ferlin V. Yoswara
Beliau menyatakan dalam menjalankan usaha jangan pernah takut untuk belajar dan melangkah.
Harus Openminded.
Dalam memasarkan suatu produk dapat menggunakan ambassador dan influencer.
Narasumber: İbu Dessy Rutten
Memulai sesuatu usaha sebelumnya harus kepercayaan diri sebelum mempunyaı personal branding
Bertanya kepada diri sendiri haruskan melakukan pemasaran secara intrapreneruship atau entrepreneurship
Bila belum siap jadilah İntrapreneurship, karena intrapreneurship merupakan sebuah proses
Dalam Entrepreneurship kita harus mempunyai tujuan atau misi usaha, bidang marketıng, daya beli dan harga serta sumber keuangan.
Jangan memaksakan menjadi entrepreneurship tapi jadilah intrapreneurship dulu tanpa mengorbankan aset pribadi atau aset keluarga.
Bila Anda menghendaki materi presentasi narasumber, mohon isi formulir berikut yang ditautkan.
Siaran ulang webinar bisa disaksikan sebagai berikut:
Untuk mendapatkan akses materi informasi yang disampaikan ibu Ika Putri Dewi dari Yayasan Pulih Indonesia, silakan isi formulir yang ditautkan. Kami akan segera memberikannya kepada Anda setelah Anda mengisi formulir tersebut. Konfirmasi bisa langsung kontak Admin ke info@ruanita.com.
Mari dukung keberlangsungan RUANITA – Rumah Aman Kita dengan follow akun media sosial kami di IG ruanita.indonesia, Facebook: Ruanita Ruanita dan Fanpage FB Ruanita – Rumah Aman Kita.
Setiap orang yang merayakan hari ulang tahun selalu mendapatkan ucapan dan doa dari orang sekitar agar orang yang berulangtahun tersebut senantiasa sehat sentosa. Mengapa? Sehat itu mahal harganya.
Jika kita berada di luar Indonesia, saat kita bersin maka orang-orang di sekitar kita akan mengucapkan “Bless you” atau orang-orang di Jerman mengatakan “Gesundheit” kepada mereka yang bersin di sekitar mereka. Arti dua ucapan tersebut adalah orang-orang di sekitar kita berharap kita sehat dan baik-baik saja.
Itu sebab ada paradoks yang menyebutkan sehat adalah investasi. Anda bisa bayangkan sendiri saat ini bahwa sehat adalah impian setiap orang.
Hidup di luar Indonesia bukan berarti kita menjadi gagap soal literasi kesehatan. Kita perlu juga membekali diri terhadap berbagai risiko dan penanganan medis, bila hal buruk terjadi pada kita. Cari tahu berbagai informasi tentang asuransi kesehatan dan layanannya, sarana/fasilitas kesehatan hingga bagaimana kita membekali diri sendiri tentang kesehatan.
Lalu mengapa literasi kesehatan itu penting dibicarakan?
Ada banyak penyebab penyakit yang kita ketahui disebabkan oleh gaya hidup. Siapa bisa menebak bahwa begitu mudahnya kita terserang penyakit saat ini, terutama saat pandemi masih melanda dunia.
Oleh karena itu, literasi kesehatan dipandang sebagai promosi agar seseorang dapat melakukan perubahan perilaku yang mempengaruhi kesehatannya.
Pertama, kita akan membahas apa sih literasi kesehatan itu?
Literasi kesehatan secara umum mencakup pengetahuan, motivasi dan keterampilan orang untuk menemukan, memahami, menilai dan menerapkan informasi kesehatan yang relevan dalam berbagai bentuk untuk membuat penilaian dalam kehidupan sehari-hari dan di bidang manajemen penyakit, pencegahan penyakit dan promosi kesehatan sehingga kita bisa membuat dan membuat keputusan mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup mereka sepanjang hidup mereka (Sörensen, 2012).
Literasi kesehatan begitu penting sebagai kecakapan hidup di masa kini.
Bukankah kini kita bisa dengan mudahnya mencari tahu tentang apa saja lewat smartphone?
Bukankah kita bisa mencari tahu dengan berkunjung ke perpustakaan?
Bukankah kita juga bisa tanya langsung ke dokter keluarga?
Kita juga bisa mendiskusikan tema-tema kesehatan di masyarakat agar kita punya bekal informasi yang tepat dan benar.
Literasi kesehatan membantu kita untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang mempengaruhi kesehatan kita. Misalnya, kita bisa mencegah hal-hal buruk terjadi setelah kita membekali diri dengan informasi yang benar. Literasi kesehatan juga memberdayakan individu untuk mandiri dalam menentukan perilaku dan cara hidup yang sesuai dengan kesehatan.
Berbagai kampanye dan edukasi dilakukan agar masyarakat dan publik tahu betul mengenai pentingnya mencegah dan melindungi diri sendiri. Mengedukasi diri sendiri berarti kita “melek” literasi kesehatan dan berusaha mencari tahu informasi yang benar dan tepat. Pemerintah dan instusi yang berwenang pun bertanggungjawab menjadi sumber informasi kesehatan yang tepat dan benar.
Literasi kesehatan tidak hanya menjadi bagian dari promosi keterampilan diri, melainkan juga sebagai bentuk advokasi diri. Kita berhak tahu sebagai pasien berbagai tindakan medis yang dilakukan tenaga kesehatan.
Melek literasi kesehatan di masa kini perlu dilakukan agar pasien dapat mengadvokasi diri sendiri dalam pengaturan medis. Literasi keterampilan pun mudah, cepat dan praktis yang memungkinkan kebutuhan pasien terjawab.
Sudah saatnya kini kita sadar dan mandiri untuk meningkatkan keterampilan literasi. Hal ini untuk mencegah dan meminimalisir risiko yang tidak kita ketahui. Adanya layanan kesehatan digital memungkinkan siapa saja mampu merawat diri dan memahami konsep probabilitas risiko penyakit.
Hidup dan tinggal di luar Indonesia bukan hal yang mudah. Kita perlu beradaptasi mengikuti budaya dari negara yang kita tempati. Terkadang kita merasa stress mengejar tuntutan hidup sebagai mahasiswa, karyawan atau penduduk yang tinggal di negeri perantauan.
Saat kita berupaya memenuhi ambisi tinggal dan hidup di tanah perantauan, sadarkah kita bahwa kita lupa akan diri sendiri? Kita memikirkan tentang bagaimana bisa bertahan hidup di negeri orang. Kita memikirkan tentang keluarga yang kita tinggalkan di Indonesia. Namun kita tidak memikirkan diri sendiri. Kita lupa bahwa kita perlu meluangkan waktu juga untuk diri sendiri.
Self-care itu perlu dilakukan setidaknya satu kali dalam seminggu. Self-care berarti kita menyediakan waktu untuk diri sendiri, bersikap relax dan menepikan diri dari kesibukan yang menyita waktu kita selama ini. Self-care penting sebagai nutrisi tubuh, pikiran dan jiwa kita agar menyadari bahwa kita begitu berharga sebagai pribadi.
1. Emotional Self-Care
Adalah aktivitas yang membantu kita lebih rileks, tenang dan mengelola suasana hati menjadi lebih baik seperti menulis jurnal, bermain musik, melukis, menari, dll.
Membuat jurnal pribadi misalnya perlu dilakukan agar kita bisa menyadari rasa syukur atas hidup yang terlewati. Bagaimana pun bersyukur itu perlu dilakukan, tetapi kadang kita lupa mendokumentasikan. Menuliskannya akan membantu kita mengingat hal-hal yang kita syukuri dan sudah berlalu.
2. Social Self-Care
Adalah aktivitas yang membuat kita terhubung dengan orang lain dalam kehidupan kita seperti makan bersama keluarga, mengunjungi oma-opa atau rehat dari media sosial.
Media sosial bisa bermanfaat tetapi juga bisa menjadi mudarat. Sesekali detox media sosial akan membuat kita lebih tenang dan menemukan kenyataan yang sesungguhnya.
3. Physical Self-Care
Aktivitas yang membuat tubuh kita bergerak sehat seperti berkebun, berjalan, bersepeda, berkemah, bermain dengan binatang peliharaan, dll.
Bergerak tidak hanya membuat kita lebih sehat, tetapi membuat kita menyadari bahwa hidup itu tidak membosankan. Temukan pengalaman menyenangkan dari aktivitas yang kita lakukan.
4. Mental Self-Care
Aktivitas yang meransang kerja dan fungsi otak seperti membaca buku, pergi ke museum, bermain games, menonton dll.
Membaca buku misalnya bukan hanya meningkatkan pengetahuan saja, tetapi meningkatkan kesadaran diri terhadap apa yang dibacanya dengan realita kehidupan yang dihadapinya.
5. Spiritual Self-Care
Aktivitas yang meningkatkan aspek spiritualitas hidup kita sehingga kita menjadi lebih bersemangat seperti meditasi, yoga, ikut kelompok ibadah, mendengarkan lagu rohani dll.
Kebutuhan spiritualitas diperlukan untuk mengurangi tension dan beban yang kita hadapi. Aktivitas ini bisa dilakukan secara berkelompok atau secara pribadi. Sesuaikan dengan minat atau kebutuhan kita. Dengan demikian kita sadar bahwa segalanya baik-baik saja.
Dari kelima hal di atas, kita perlu juga meluangkan waktu sejenak dari rutinitas di depan komputer atau meja kerja setelah bekerja. Dengarkan suara di sekitar atau hiruplah udara sekitar. Terakhir, perhatikan pula pola tidur agar jiwa raga kita pun tetap sehat.
Butuh teman konseling, kirimkan ke konseling@ruanita.com.
Burnout bisa menyerang siapa saja, bukan hanya mereka yang dianggap sudah senior dalam pekerjaan saja melainkan mereka yang masuk dalam generasi milenial. Burnout terjadi saat seseorang mulai stress, tidak bergairah, menyendiri dan merasa depresi.
Tinggal dan bekerja di luar Indonesia dipandang sebagai kebanggaan. Siapa sangka tantangan budaya dan mental kerja membuat kita harus berkompetisi untuk mendapatkan prestasi yang layak. Bukan tidak mungkin burnout menyerang ketika kita tidak menyadarinya.
Burnout tidak hanya disebabkan tuntutan pekerjaan saja. Hasil penelitian juga menunjukkan kesenjangan antara gaya hidup dan realita membuat burnout terjadi karena realita hidup tidak seperti impian.
Apa itu Burnout?
Burnout adalah kondisi kelelahan umum yang dirasakan banyak orang dari waktu ke waktu. Contoh paling umum yang dirsakan seperti kelelahan emosional, fisik, dan mental yang berasal dari berbagai aspek dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang mengalami burnout biasanya kurang termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan dan tujuan yang ingin dicapai.
Apa strategi penanganannya?
Logoterapi yang ditemukan oleh Viktor Frankl membantu para kliennya yang mengalami burnout. Menurut pandangan teori ini, burnout disebabkan seseorang yang kehilangan makna dan arah dalam hidupnya.
Logoterapi memungkinkan seseorang melakukan eksplorasi dan penerimaan diri sendiri sebagai lawan untuk memenuhi harapan orang lain. Hal ini akan membantunya mengurangi sindrom kelelahan yang menyerang pada orang yang mengalami burnout tersebut. (Tanya J. Peterson NCC & MD, 2021).
Nah, sahabat yang punya masalah ini bisa berkomentar dan memberikan saran ke RUANITA untuk menggelar Webinar agar kita bisa mencegah dan mengatasi burnout yang mengancam.
Mengalami burnout dan butuh konseling? Kirimkan konseling@ruanita.com.
Setelah menikah, saya langsung ikut pasangan hidup di luar negeri. Negeri impian bak dongeng yang dibayangkan, tetapi mengapa saya merasa kesepian? Demikian cerita seorang sahabat yang baru saja menetap di luar Indonesia dan bersatu bersama pasangan hidup yang dinikahinya.
Pernikahan seharusnya melindungi diri dari KESEPIAN karena kita tidak merasa terasing dengan pasangan hidup kita. Tak hanya faktor pernikahan, pengalaman lain menyebutkan mahasiswa yang studi di luar Indonesia pun mengalami kesepian. Mereka mengaku tak betah dan tidak menemukan rutinitas yang mengalihkan rasa kesepian mereka.
Namun apa daya kesepian begitu melanda seiring perbedaan budaya, wilayah tempat tinggal, situasi pekerjaan, studi, kehidupan pertemanan dan lain sebagainya yang menyebabkan kesepian semakin mencekam.
Tak jarang ini adalah pengalaman pertama tinggal di luar Indonesia bagi mereka yang belum pernah menetapi dan hidup di luar Indonesia. Tak ada teman bicara dan tak ada rutinitas yang membuat kesepian semakin mengancam.
Kesepian adalah pengalaman universal yang bisa dialami di mana saja dan siapa saja. Hanya saja, kesepian yang dramatis dan mengganggu sepatutnya perlu mendapatkan penanganan khusus agar tidak berbahaya.
Kesepian bisa berbahaya, mengapa?
Studi yang dimuat dalam jurnal psikologi tahun lalu menyatakan bahwa kesepian itu berbahaya. Seseorang yang merasa kesepian itu memiliki risiko lima puluh persen kematian lebih tinggi ketimbang orang yang tidak merasa kesepian.
Sebegitu bahayanya kesepian karena ancaman psikologis yang tidak disadari daripada orang yang tidak mengalaminya.
Lebih lanjut bahwa orang yang merasa kesepian akan merasa dirinya negatif dan pesimis sehingga menurunkan imunitas tubuh.
Saat kekebalan tubuh menurun, bukan tidak mungkin begitu mudah terserang penyakit kronis dan risiko penyakit lainnya.
Butuh orang untuk berbicara? Kirim pesan konseling@ruanita.com.