(AISIYU) Stop Kekerasan pada Perempuan

Kawan-kawan yang baik, 

Kalimat yang mungkin sering didengar setiap kali ada kejadian kekerasan terhadap perempuan yang mencuat keluar dari batas-batas ruang, apakah ruang pribadi atau pun ruang umum. Tetapi banyak juga peristiwa kekerasan yang bisa keluar dari batas pintu yang sering masih juga tak terlihat, karena banyak dari kita, orang-orang yang ada di sekeliling kekerasan itu terjadi seperti menjadi buta tak lagi melihatnya sebagai kekerasan, menjadi tuli karena tak lagi bisa mendengar suara permintaan tolong dari para korban. Kekerasan yang menjadi kenormalan keseharian.

Mengasah panca indera agar tak buta dan tuli terhadap kejadian-kejadian kekerasan yang seharusnya bisa dihentikan karena penguatan dari masyarakat di sekeliling kejadian kekerasan, adalah hal yang kita perlukan.

Apakah ada caranya? Tentu saja! Karenanya himbauan ini tak kutulis pada petinggi negara ini, tak kutulis pada ilmuwan dengan teori-teorinya. Surat terbuka ini, surat sederhana yang kutulis untukmu, Kawan!

Benar, kutulis barisan kata ini untukmu Kawan. Mari kita buka bersama mata, kita pertajam pendengaran, kita ketuk relung hati dan menerjemahkannya dalam pikiran yang teratur.

Mari kita melangkah bersama untuk menghentikan segala bentuk kekerasan pada perempuan dengan melihat dan mendengar dengan mata, hati, dan pikiran kita.

Mari serukan, viralkan bersama: Stop Kekerasan pada Perempuan!

Hamburg, 11.11.2021

Dyah Narang-Huth

Penulis: Dyah Narang-Huth adalah pengiat APPBIPA Jerman dan pendiri IKAT Sprachenwerkstatt.