
Tak ada yang bisa menebak jalannya kehidupan, termasuk apa yang saya jalani saat ini. Saya tak pernah bermimpi bisa tinggal di negeri empat musim, apalagi saya kini berwirausaha di rumah kedua saya.
Semula saya hanya ingin melanjutkan karir saya sebagai perawat sewaktu saya menikahi pria berkewarganegaraan asing. Perawat memang profesi saya dulu saat saya masih di Indonesia. Kami menikah dan memutuskan untuk tinggal di Greenland.
Selama di Greenland, saya bekerja di salah satu rumah sakit. Dari pekerjaan ini, saya membeli kamera DSLR yang jauh lebih baik dari kamera sebelumnya yang saya miliki. Memiliki kamera canggih ini seperti memicu saya untuk terampil dalam dunia fotografi.
Jujur dunia fotografi adalah impian saya sebelum menikahi suami. Dahulu saya suka sekali memotret acara perhelatan nikah yang dipercayakan pada saya. Mungkin fotografi adalah hobi saya sehingga saya sering mendokumentasikan berbagai momen foto atau memotret sesuai pesanan.
Setelah saya memiliki kamera DSLR yang lebih canggih, tiba-tiba saya ingin berwirausaha memiliki Studio Foto sendiri. Akhirnya pelan-pelan saya bisa mencicil kebutuhan untuk mewujudkan passion saya itu, sambil saya masih terus bekerja sebagai perawat.
Saya memilih bidang usaha fotografi karena saya mencintai dunia photography. Dimulai dari hobi yang akhirnya itu menjadi passion terbesar saya. Saya tidak pernah mengikuti sekolah khusus memotret, kebanyakan otodidak. Saya hanya pernah mengikuti kursus online dua kali. Saya memberanikan diri untuk terjun menekuni usaha ini sejak 4 tahun lalu.
Kami pun pindah ke Denmark. Meski profesi saya perawat, saya pikir beralih profesi menjadi pilihan karena saya suka mencoba banyak hal selain bergelut dengan dunia keperawatan.
Seiring waktu, banyak permintaan wedding photo session ke saya. Ini menjadi alasan mengapa saya berwirausaha. Dari situ saya berpikir untuk membuat badan usaha yang legal. Fokus usaha bisnis yang saya tekuni tidak hanya di bidang photography saja.
Saat acara memotret “wedding”, saya mendapat kesempatan membantu beberapa teman yang ingin menikah di Denmark. Denmark menjadi negara pilihan pasangan beda kebangsaan untuk menikah. Pada akhirnya usaha saya berkembang pada jasa agensi pernikahan internasional.
Faktor keberhasilan mendirikan usaha ini saya pikir adalah rajin berusaha dan tahu strategi memarketkannya. Saya banyak memakai sosial media untuk mengembangkan usaha saya. Tentu itu semua belum tentu berjalan mulus. Karena saya berpindah kota sehingga saya butuh waktu untuk menjangkau market pasar di sekitar saya.
Selama empat tahun menjalani usaha di negeri suami, saya tahu bahwa itu semua tak mudah. Saya pernah menghadapi klien yang marah-marah atau tidak puas dengan kinerja saya. Namun saya tak berkecil hati karena saya menganggap itu semua sebagai kritikan yang membangun. Saya belajar bahwa membangun usaha adalah sebuah proses ketekunan.
Saran saya bila kita ingin berwirausaha di negara baru maka pelajari terlebih dulu market yang ada. Sepintar apapun kita dengan talent yang kita miliki, kalau kita tidak tau trik memasarkannya, maka usaha tersebut akan susah sekali berkembang.
Hal terakhir adalah mental. Kita hidup di negara asing yang tentunya tidak mudah dan tidak menyerah. Walau usaha yang kita jalani susah, teruslah belajar dan menggali potensi yang ada.
Jika teman-teman butuh photo session dan informasi penyelenggaraan pernikahan di Denmark, silakan hubungi saya di akun media sosial Facebook https://www.facebook.com/dewinielsenphotograp dan akun Instagram https://www.instagram.com/dewinielsenphotography/.
Penulis: Dewi Damanik – Denmark