(IG LIVE) Kenali Jebakan Hubungan Gaslighting yang Berbahaya

RUANITA menyelenggarakan program IG Live setiap bulan dengan durasi selama 30-45 menit. IG Live Episode Agustus 2022 dibawakan oleh Natasha Hartanto, seorang WNI yang telah menyelesaikan studi di Jerman kemudian menetap di Jerman.

Natasha via akun IG@ruanita.indonesia akan memandu diskusi virtual bertema Gaslighting yang umumnya tidak dipahami oleh mereka yang sedang terjebak di dalamnya.

Fenomena Gaslighting tidak banyak dipahami ketika seseorang mulai merasa rapuh, merasa bersalah, hingga merasa tidak waras lagi akibat perilaku Gaslighting yang sudah memanipulasi hubungan mereka selama ini.

Gaslighting adalah bagian dari bentuk perilaku Psychological Abuse yang kemudian akan dijelaskan dengan baik oleh narasumber IG Live kali ini. RUANITA telah mengundang Anita Kristina, seorang Psikolog Klinis dan juga founder dari IRIS.

Lewat akun IG: @iris_harapan, Anita memperkenalkan IRIS sebagai wadah yang memberikan pendampingan bagi para korban KDRT untuk berdaya dan bangkit menjadi dirinya sendiri.

Follow akun: ruanita.indonesia

Untuk mendalami Gaslighting, Anita menjelaskan istilah ini yang sebenarnya menjadi populer belakangan ini. Istilah ini diambil dari suatu film yang terinspirasi dari lampu gas yang dimainkan suami untuk memanipulasi keyakinan istri.

Film yang tayang pada tahun 1938 ini kemudian berhasil membuat si istri menjadi rapuh dan kerap disangkal oleh suami berulang kali lewat permainan lampu gas.

Anita menjelaskan bahwa cara mengenali jebakan hubungan Gaslighting: (1). Pelaku menyangkal keyakinan korban dan merasa lupa apa yang sebenarnya terjadi; (2). Pelaku meremehkan apa yang dirasakan atau apa yang diyakini korban. Pelaku membuat korban mempertanyakan kebenaran bahkan kewarasan korban. Pelaku melakukannya dengan halus bahkan menggunakan siasat Love Bombing seperti pujian dan kata-kata cinta sehingga korban menjadi ragu dan bingung. Siasat ini membuat korban merasa bersalah dan kebingungan.

Perilaku Gaslighting seperti konsisten “menyerang” pijakan korban seperti konsep diri, kompetensi, keyakinannya yang berulang-ulang sehingga membuat korban pun rapuh, bahkan ada yang berujung pada petaka. Tujuan dari pelaku adalah melemahkan korban sehingga korban bergantung pada pelaku.

Anita menyarankan jika adalah korban, maka kita bisa melakukan empat poin berikut: (1). Agree to Disagree: Kita tetap yakin terhadap apa yang kita percayai meskipun pelaku kerap menyangkal. (2). Kita tidak menggubris apa yang diperbuat pelaku. (3). Mencari validasi dari Significant Others seperti teman, orang tua, yang mengenal kita dengan baik. (4). Mencari bantuan profesional agar bisa keluar dari jebakan hubungan Gaslighting.

Lebih lengkap diskusi virtual kami tersebut bisa disimak dalam saluran YouTube berikut:

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s