
Halo, perkenalkan saya X. Saat ini tinggal di sebuah kota di bagian barat negara Jerman. Saya pindah ke Jerman 3 tahun lalu setelah menikah dengan pria berkebangsaan Jerman.
Sebelum pindah ke Jerman, saya bekerja di Jakarta. Kepindahan saya ke Jerman memang merupakan salah satu perubahan terbesar dalam hidup saya, meskipun ini bukan kali pertama saya menginjakan kaki di Jerman.
Namun perbedaan tersebut sangat terasa sekali ketika saya ke Jerman hanya untuk berlibur dengan ketika saya tinggal dan menetap di Jerman.
Kepindahan saya ke Jerman terasa sangat menyenangkan pada awalnya, karena saya sampai ketika musim panas dan merasakan berbagai hal baru yang menyenangkan. Namun perlahan-lahan perasaan tersebut berubah menjadi kebingungan, kesedihan hingga perasaan kesepian.
Saat itu hal yang sering saya lakukan ketika merasa kesepian adalah bercerita kepada teman-teman saya di Indonesia, walaupun hanya sesaat tetapi saya merasa lega ketika bercerita dengan teman saya.
Hal tersebut membuat saya selalu berusaha lebih untuk menjalin komunikasi dengan teman-teman saya di Indonesia dan tanpa saya sadari membuat saya secara emosional sangat bergantung terhadap mereka, sehingga saya lupa bahwa saya punya hidup yang harus saya jalani di sini.
Semakin lama saya semakin tenggelam dalam hal-hal yang membuat saya menjadi tidak bahagia dan merasa kesepian. Saat itu yang bisa saya lakukan adalah menyalahkan diri sendiri dan keadaan, terutama ketika saya merasa diabaikan oleh orang-orang terdekat saya.
Perasaan terabaikan tersebut sebenarnya merupakan akumulasi dari intensitas komunikasi saya yang semakin berkurang dengan teman-teman saya.
Hal yang sebenarnya bisa saya pahami dengan kesibukan mereka dan perbedaan waktu. Namun saat itu rasanya saya tidak bisa menerima hal tersebut dengan lapang dada.
Semakin lama saya membiarkan perasaan tidak nyaman tersebut berlarut-larut hingga tanpa saya sadari mulai mengganggu kondisi fisik saya. Saya menjadi sering sekali merasakan berbagai macam gangguan kesehatan, bahkan seringkali mempertanyakan kewarasan saya.
Hal tersebut membuat saya akhirnya memberanikan diri untuk menghubungi seorang teman yang juga tinggal di salah satu negara di Eropa. Saya menceritakan semua hal yang saya alami dan berakhir dengan pertanyaan apakah perlu saya untuk mencari bantuan seorang profesional?
Teman saya pun menyarankan agar saya mencari bantuan seorang profesional karena dia juga merupakan lulusan psikologi.
Setelah percakapan tersebut, saya kemudian menghubungi seorang Psikolog dan mendaftarkan diri untuk sesi terapi dengan beliau. Setelah sesi terapi saya menjadi merasa lebih baik dalam menjalani hari-hari saya.
Saya juga menjadi lebih sadar akan pentingnya kemampuan mengelola emosi dan merawat kesehatan mental. Tentu saja semua proses tersebut tidak mudah dan cepat, perlu kesadaran secara penuh dan kemauan untuk saya dapat berubah menjadi lebih baik, dan juga perlu dukungan penuh dari orang sekitar kita, terutama pasangan terlebih untuk orang yang berada dalam keadaan seperti saya yang jauh dari keluarga dan teman.
Saat ini tentu saja perasaan tidak enak tersebut masih sering muncul. Namun saya kini tahu bagaimana caranya agar saya bisa tidak berlarut-larut dalam merasakan perasaan negatif yang saya rasakan.
Saya juga semakin mengenali diri saya sendiri dan menyadari pentingnya untuk mengenali berbagai tanda-tanda perilaku psikologis yang tidak seharusnya saya rasakan.
Penulis: X, tinggal di Jerman.