
Peringatan: Artikel berisi konten berikut mungkin dapat membuat pembaca merasa tidak nyaman.
1. Lokasi : Swedia
2. Kutipan favorit
Saat Anda menemukan keberanian untuk meninggalkan apa yang tidak dapat Anda ubah, akan menjadi saat yang paling membahagiakan dalam hidup Anda. ”You are worthy of love not abuses”
3. Pengalaman menjadi korban kekerasan
Traumatis. Selama hampir 5 tahun dalam toxic relationship, disiksa secara mental membuat saya menjadi orang yang berbeda. Selalu merasa bersalah, takut, tertekan, sangat tidak bahagia, tidak dihargai, tidak dicintai dan tersiksa. Itu semua memakanku dari dalam perlahan-lahan.
4. Memutuskan bertahan/keluar dari situasi
Membuat keputusan untuk keluar dari situasi setelah banyak berpikir bahwa saya ingin bahagia, saya ingin bebas tanpa tekanan, saya ingin dicintai, saya layak mendapatkan cinta dan dihargai, saya tak ingin dilukai dan di khianati lagi, saya ingin tenang dan aman tanpa khawatir. Saya tidak ingin diam lagi dan menerima kekerasan ini lebih lama. Saya tidak ingin lagi babak belur secara mental apalagi fisik karena mengikuti aliran “cinta adalah pengorbanan” atau hidup dalam stigma sosial istri harus patuh, atau cerai bukan jalan keluar, cerai adalah tabu untuk wanita, janda adalah aib dan seterusnya.
5. Cara mengatasi trauma akibat kekerasan
Mencoba hidup dengan rasa sakit dan trauma. Rangkul, terima, dan berdamai dengan rasa sakit dan trauma. Sekarang menjadi bagian dari diriku. Fokus kepada hal hal yang positif, melakukan sesuatu yang berguna atau Anda impikan, seperti bekerja, mendekatkan diri dengan keluarga dan teman teman, melakukan hobby ( masak, berkebun, mempunya peliharaan, atau traveling). Intinya cintai diri, perawatan diri, perbaikan diri, untuk membangun kepercayaan diri lagi.
6. Pesan untuk perempuan-perempuan yang mengalami kekerasan dan tinggal di luar negeri
Mengakhiri siklus pelecehan. Kebanyakan pelaku tidak akan mengubah perilaku kekerasan mereka. Seorang korban harus sadar mengakhiri hubungan untuk menghentikan siklus. Seorang korban dapat mengembangkan rencana keselamatan dengan orang yang dicintai, terapis, atau advokat yang terpercaya untuk memulai proses keluar dengan mulai berbicara dan cari pertolongan. Beranikan diri, angkat bicara, jangan diam dan mulailah bertanya dan mencari bantuan atau konsultasi. Jangkau, tanyakan, dapatkan saran dan solusi dari ahli, dengan seseorang yang Anda percayai, keluarga atau sahabat. Tetap positif, percaya bahwa Anda membuat keputusan yang tepat dan berdoa, lebih dekat dengan Tuhan.