(CERITA SAHABAT) Kebiasaan Phubbing Ajariku Beradaptasi dengan Situasi

Aku sangat suka membaca. Saking sukanya, aku harus membaca saat sedang makan. Dulu saat masih di Indonesia, aku membaca buku fisik. Namun, saat aku pindah ke Jerman, aku berpaling pada e-book. 

Selain e-book praktis, aku juga bisa membaca buku-buku yang dulu aku punya di Indonesia yang tidak tersedia secara fisik di Jerman. 

Kebiasaan ini aku bawa sampai Jerman. Saat aku masuk universitas, aku banyak menghabiskan waktuku sendirian, terutama saat makan. Aktivitas membaca sambil makan ini adalah salah satu caraku untuk tidak merasa kesepian saat makan sendirian, karena sahabatku tidak memiliki jadwal kuliah yang sama sepertiku.

Follow us: ruanita.indonesia

Saat aku sendirian, mungkin kebiasaan itu tidak terlalu mengganggu. Namun itu menjadi masalah saat kebiasaan itu terbawa bahkan jika aku sedang bersama sahabatku. 

Sahabatku merasa terganggu dengan kebiasaanku itu karena saat bersamanya, aku malah asyik dengan Handphone atau ipad. 

Tidak tahan lagi, akhirnya sahabatku memberikan ultimatum. 

“Nad, gue ketemu sama lo karena gue mau ngobrol dan ngabisin waktu sama lo,” dia bilang.

“Tapi gue merasa nggak dihargai karena lo malah sibuk baca novel. Janji ya, kalau lagi keluar sama gue lo gak boleh buka hp atau ipad, lo harus ngobrol sama gue. Kalau nggak, gue nggak mau lagi main sama lo!” lanjutnya lagi. 

Jujur, aku merasa tidak enak hati. Aku tidak bermaksud untuk tidak mempedulikan sahabatku itu. Namun dengan ultimatum itu, aku jadi sadar dengan kebiasaan burukku. Padahal dari dulu keluargaku suka menasehati kebiasaanku itu tetapi aku tidak menghiraukannya.

Sejak saat itu, saat aku keluar bersama orang lain. Sebisa mungkin aku tidak akan membuka hape atau ipad. Aku hanya membuka hp atau ipad saat aku menghabiskan waktu sendirian atau dengan suamiku. Bagaimana pun suamiku memiliki kebiasaan yang sama denganku, yaitu baca e-book sambil makan. 

Efek baiknya, aku tidak terlalu lagi terobsesi dengan hape atau ipad seperti dulu. Akupun menjadi lebih aware dengan karakter orang yang pergi bersamaku dan bisa lebih mencocokkan diri dengan mereka. 

Penulis: Nadia, tinggal di Jerman.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s