
Peringatan: Artikel berisi konten berikut mungkin dapat membuat pembaca merasa tidak nyaman.
1. Lokasi : Indonesia
2. Kutipan favorit
If we are to fight discrimination and injustice against women we must start from the home for if a woman cannot be safe in her own house then she cannot be expected to feel safe anywhere. (Aysha Taryam)
3. Pengalaman menjadi korban kekerasan
Saya mengalami kekerasan fisik dari ex suami selama 16 tahun pernikahan. Dia memukul, menendang dan menjambak serta membentur-benturkan kepala saya ke tembok hanya karena hal sepele, misalnya saya meminta untuk tidak keluar malam. Setiap malam, dia pulang pagi, dugem di diskotik, mabuk dan main perempuan.
4. Memutuskan bertahan/keluar dari situasi
Saya memutuskan berhenti menjadi korban penyiksaan lahir batin karena ingin menyelamatkan jiwa anak-anak saya yang berpotensi rusak karena hidup di dalam rumah tangga yang tidak sehat.
5. Cara mengatasi trauma akibat kekerasan
Saya tidak memberi ruang untuk kesedihan terutama karena harus bekerja menghidupi dan menyekolahkan 3 anak (2 sudah remaja saat itu dan 1 balita). Intinya adalah mengalihkan pikiran ke hal-hal yang produktif. Senantiasa mendoktrin diri sendiri bahwa saya tidak lemah.
6. Pesan untuk perempuan-perempuan yang mengalami kekerasan dan tinggal di luar negeri
Pesan saya, jika suami mulai melakukan kekerasan, lawan (bukan secara fisik, tapi tunjukkan bahwa anda tidak bisa menerima perlakuan tersebut). Jangan malu meminta pertolongan. Jangan bertahan untuk alasan-alasan emosional sebab mengharapkan pelaku berubah adalah hal yang hampir mustahil. Jangan menganggap bahwa Anda tidak mampu hidup tanpa dia. Keselamatan tubuh dan jiwa Anda adalah yang utama.