
Peringatan: Artikel berisi konten berikut mungkin dapat membuat pembaca merasa tidak nyaman.
1. Lokasi: Pakistan
2. Kutipan favorit
—
3. Pengalaman menjadi korban kekerasan
trauma…kaget …tidak pernah membayangkan akan terjadi hal seperti ini. Saya seperti tidak percaya.
4. Memutuskan bertahan/keluar dari situasi
Saya telah tinggal bersama suami 15 tahun. Suami saya tidak pernah memukul atau bersikap kasar seperti membentak misalnya. Basic-nya suami adalah orang yang baik, penyabar, penyayang. Saya merasa ketegangan yang terjadi pada dia karena perlakuan keluarnya sendiri. Menurut saya, keluarganya suka pilih-pilih. Saya pikir karena kita tidak sesukses keluarganya yang lain sehingga kita dikucilkan.
Itu sebab, suami terpuruk ke dunia narkotika. Puncaknya dia melakukan KDRT. Saya coba bertahan selama 8 tahun karena saya masih berharap dia bisa berubah. Saya masih mencintainya. Saya juga merasa dia masih sangat mencintai saya dan anak-anak saya. Saya pikir semua karena pengaruh narkotika sehingga dia tidak lagi menguasai dirinya sendiri.
5. Cara mengatasi trauma akibat kekerasan
Saya belum bisa mengatasi trauma ini. Jika dia di samping saya, saya masih merasa gemetaran sehingga saya putuskan untuk meninggalkan dia dengan harapan dia akan sadar dari segala kesalahannya.
6. Pesan untuk perempuan-perempuan yang mengalami kekerasan dan tinggal di luar negeri
Pesan saya untuk teman-teman yang senasib, saya pikir garis hidup tidaklah sama. Perubahan itu perlu. Bertahan boleh. Menurut saya pribadi, perpisahan bukanlah akhir dari segalanya.
Selama dia tidak menyentuh perempuan lain, Insya Allah, saya pun masih memikirkan dan berharap suatu saat nanti, dia akan tersadar dan mendapatkan hidayah. Karena Hidayah tidak datang dengan sendirinya. Hidayah haruslah dijemput. Jangan putus asa. Kita harus menyemangati pasangan, karena hanya kita yang tahu karakter dia bagaimana.