(AISIYU) Cerita Penyintas dari Indonesia

Peringatan: Artikel berisi konten berikut mungkin dapat membuat pembaca merasa tidak nyaman.

1. Lokasi: Indonesia

2. Kutipan favorit

Setiap perempuan berhak hidup dengan aman, damai dan bebas dari kekerasan.

3.  Pengalaman menjadi korban kekerasan

Berawal dari perselingkuhan suami yang sudah terjadi dari 8 tahun lalu, yang kemudian membuat kami selalu ribut hampir setiap hari. Puncaknya di suatu malam kami benar-benar ribut besar. Suami menampar pipi saya, saya langsung telepon orang tua saya. Keesokan harinya saya adukan ke mertua juga tetapi sedikit pun mereka tidak membela saya.

Selang beberapa tahun suami saya melakukan KDRT lagi dengan melempar tas ke tubuh saya, dia marah besar karena saya melaporkan perselingkuhannya ke Badan Kepegawaian. Setelah itu, dia pergi dari rumah meninggalkan saya dan anak-anak begitu saja.

4.  Memutuskan bertahan/keluar dari situasi

Awalnya saya memutuskan untuk tetap bersabar dan bertahan karena posisi saya yang tidak bekerja, masih sangat bergantung masalah financial dan karena memikirkan nasib anak-anak yang masih kecil” masih butuh figur seorang ayah.

Tetapi lama kelamaan kezaliman suami semakin menjadi-jadi. Dari selingkuh sampai delapan tahun, KDRT, kasih nafkah juga sangat amat tidak wajar, padahal penghasilan dia sebagai PNS di Jakarta lumayan besar.

Ketika anak” sudah besar usia 14 tahun dan 11 tahun mereka sudah tidak peduli dengan papa-nya lagi, mereka yang men-support saya supaya segera berpisah dengan papanya.

Karena itu di tahun ini, saya memberanikan diri untuk mengurus perceraian supaya hidup saya bisa lebih tenang, damai, bebas dari kezaliman suami, memiliki status yang jelas, tidak digantung terus menerus, dan bahagia lahir batin.

5. Cara mengatasi trauma akibat kekerasan

Semua kesedihan dan penderitaan yang saya alami karena perselingkuhan dan KDRT yang dilakukan suami membuat saya hampir putus asa dan tidak semangat hidup.

Tetapi lama kelamaan saya sadar kalau saya berhak bahagia, laki” seperti itu tidak pantas untuk diratapi dan ditangisi.

Saya berusaha untuk ikhlas, melakukan self-healing, meningkatkan self love, lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta Allah swt, dan mengalihkan kesedihan ke hobby atau aktivitas-aktivitas yang saya suka, seperti baking, senam, yoga, menonton film, bernyanyi, hangout dengan anak-anak atau teman-teman.

6. Pesan untuk perempuan-perempuan yang mengalami kekerasan dan tinggal di luar negeri

Pesan saya untuk para perempuan” diluar sana yang pernah atau sedang mengalami kekerasan, BANGKITLAH. Speak Up dan mintalah pertolongan kepada orang” terdekat.

Yakinlah kalau semua perempuan itu memiliki VALUE, kita berhak BAHAGIA, berhak memiliki masa depan yang lebih baik.

Semangat bestieee!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s