
Peringatan: Artikel berisi konten berikut mungkin dapat membuat pembaca merasa tidak nyaman.
1. Lokasi: India
2. Kutipan favorit
Kutipan ini saya tujukan untuk para suami, terutama yang berkewarganegaraan asing. Hargailah perempuan Indonesia yang menjadi pasanganmu. Dia sudah rela meninggalkan keluarganya demi membangun hidup bersamamu di negara yang asing. Hargai, sayangi, dan hormatilah pasanganmu.
3. Pengalaman menjadi korban kekerasan
Saat itu sepertinya rasa takut yang nyata selalu mengikuti saya, bahkan ketika tidak adanya ancaman terhadap nyawa saya. Belum pernah sepertinya saya mengalami rasa takut yang sedemikiannya mengontrol diri saya. Psikis saya benar-benar terganggu. Bahkan berbicara pun saya tidak mampu.
Perlakuan dan perkataan yang terucap dari mertua, suami, dan ipar sangat menyakitkan dan menekan emosi saya. Suami abai terhadap tanggung jawabnya dan menelantarkan saya yang semakin merasa terasing di negeri asing. Pun tidak ada teman berbagi duka.
Dalam keadaan tertekan dan ketakutan seorang kenalan keluarga suami memperkosa saya. Ancaman dari si pemerkosa membuat hidup terasa semakin hancur dan psikis saya semakin terganggu. Saya linglung. Saya semakin ketakutan. Semakin tidak berani untuk bicara kepada siapapun, termasuk keluarga. Rasa malu yang teramat sangat membuat saya lumpuh secara mental.
Kekerasan psikis yang saya alami ini memberikan trauma dan efek mendalam pada saya bahkan setelah saya keluar dari duka ini.
4. Memutuskan bertahan/keluar dari situasi
Saya bertemu dengan suami yang kedua di saat saya ada di titik terendah. Diusir oleh mantan suami dan mengalami perkosaan. Suami kedua sayalah yang menyadarkan saya untuk keluar dari pernikahan yang sudah sama sekali tidak sehat ini. Saya memutuskan untuk kembali ke Indonesia sekalian memulihkan jiwa saya.
Setelah setahun di Indonesia, saya kembali ke India untuk menemui dua orang buah hati saya yang selama ini adalah sumber kekuatan saya. Yang terpikirkan oleh saya adalah saya harus keluar dari duka panjang ini salah satunya demi anak-anak. Adalah hak mereka untuk mempunyai ibu yang sehat secara mental. Sehat secara mental tentunya akan membuat saya lebih baik dalam mengekspresikan rasa sayang dan cinta kepada dua buah hati saya walaupun kami tidak bersama.
Kata cerai yang sebelumnya tabu, akhirnya menjadi jalan keluar dari hubungan yang tidak sehat ini.
5. Cara mengatasi trauma akibat kekerasan
Hidup sekarang terasa lebih penuh berkat. Lewat kegiatan pelayanan di gereja saya banyak melakukan aktivitas sosial yang menghubungkan saya dengan banyak orang. Dari kegiatan sosial inilah saya banyak belajar. Berinteraksi dengan mereka yang tinggal di daerah kumuh, mendengarkan keluh kesah orang-orang yang tidak beruntung secara ekonomi membuat saya lebih memahami karakter dan budaya India. Secara tidak langsung hal-hal ini membantu memulihkan mental saya dari trauma yang saya alami.
Walaupun mungkin mental saya belum sepenuhnya pulih, paling tidak sekarang saya bisa menikmati hidup dengan rasa yang aman. Rasa aman ini memudahkan saya untuk berinteraksi dengan orang-orang sekitar dan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.
6. Pesan untuk perempuan-perempuan yang mengalami kekerasan dan tinggal di luar negeri
Jangan pernah malu untuk berbicara masalah yang sedang kita hadapi kepada orang yang kita percaya dan aman untuk berbagi. Perlu untuk menyimpan nomor-nomor penting seperti kepolisian dan Kedutaan Besar Indonesia maupun Konsulat Jendral Indonesia. Laporkan segera kekerasan yang kita alami kepada polisi setempat maupun perwakilan Indonesia di wilayah kita. Selain itu kita juga bisa meminta bantuan LSM ataupun komunitas-komunitas Indonesia yang ada di negara tempat kita tinggal.
Jangan sungkan untuk meminta bantuan!!